Apakah Shaum Sehat dan Menyehatkan?


BERPUASA, SEHATKAH? Dengan dimulainya Ramadan, bulan suci umat muslim, setiap tahun muncul perdebatan mengenai dampak puasa terhadap kesehatan. Sudah disepakati bahwa berpuasa tidak baik bagi kesehatan orang sakit. Tapi apakah berpuasa baik bagi kesehatan secara umum? Atau ini hanya ibadah yang tidak ada kaitannya dengan kesehatan?

Dalam Islam, yang wajib berpuasa adalah muslim dewasa yang sehat. Pasien yang mengidap penyakit kronis dibebaskan darinya. Banyak pakar fiqh mengatakan puasa dilarang apabila merugikan kesehatan. Walaupun disepakati puasa tidaklah sehat bagi orang-orang sakit, tapi ada perbedaan pendapat mengenai manfaatnya di segi kesehatan secara umum bagi orang sehat.

Orang Islam sering mengutip hadis Nabi yang berbunyi: ”Berpuasalah supaya sehat”. Sejumlah ulama berupaya mendapatkan dukungan dari dokter untuk membuktikan ‘manfaat puasa bagi kesehatan’. Banyak media yang mengalokasikan waktu siarnya setiap tahun untuk menyoroti manfaat puasa bagi kesehatan selama Ramadan dan resiko kesehatan bagi mereka yang sakit apabila berpuasa.

Manfaat Psikologis

Dokter Muhammad Alabdooni, ketua Asosiasi Dokter Maroko Belanda, menolak keberadaan bukti ilmiah manfaat puasa Islam terhadap fisik, tapi ia mengatakan hal itu mungkin bermanfaat secara psikologis.

“Aspek positif berpuasa selama Ramadan berkaitan dengan rasa tenang yang muncul sebagai dampak dari sholat yang jumlahnya meningkat selama bulan suci. Ibadah ini bisa memberi ketenangan baik piskologis maupun fisik.”

Di sisi lain, Dr. Alabdooni menjelaskan puasa memiliki sejumlah dampak negatif terhadap kesehatan, tapi tidak menganggap hal itu ‘merusak’. “Dampak puasa terhadap orang sehat sangat terbatas. Dampak negatifnya adalah ketidaknyamanan terutama di hari-hari awal puasa seperti pusing, mual, ngantuk, dan sebagainya”.

Tidak ada studi ilmiah

Menurut dr Alabdooni, apa yang dikatakannya itu adalah pendapat yang ada di kalangan profesi medis, setidaknya di Belanda. Ia mengakui tidak ada studi ilmiah mengenai dampak puasa selama Ramadan terhadap kesehatan.

“Studi-studi yang ada hanya menunjukkan dampaknya bagi orang sakit, terutama pasien penyakit kronis. Ada banyak studi dalam bidang ini tapi mereka tidak memperhatikan dampaknya terhadap orang sehat.”

Makan berlebihan

dr. Alabdooni belum pernah diminta media untuk berbicara mengenai dampak puasa selama Ramadan, tapi ia biasanya menerima banyak pertanyaan dari kenalan mengenai dampak puasa terhadap kesehatan. Ia menjelaskan risiko yang muncul akibat cara kebanyakan orang berpuasa, yaitu menghindari makanan dan minuman sepenuhnya selama siang hari dan makan yang banyak sesudah buka puasa. Mereka yang bertanya padanya, mengaku menghadapi masalah ini selama Ramadan, yaitu makan berlebihan dalam waktu singkat. “Banyak orang setuju dengan saya ketika saya mengatakan puasa sekarang ini tidak membuahkan hasil seperti tujuan berpuasa sebenarnya. Mereka mengakui terlalu banyak makan gula dan lemak sesudah buka puasa, dan ini menyebabkan naiknya berat badan, bukannya mengurangi berat badan seperti yang diharapkan dalam puasa.”

Mengomentari para dokter yang muncul di televisi Arab selama bulan Ramadan, berbicara tentang manfaat puasa bagi kesehatan, dr. Alabdooni mengatakan hak dokter bersangkutan apakah ia mau turut serta dalam acara televisi mengenai puasa. Tapi, demikian tambahnya, harus ada pemisahan jelas antara profesi medis dengan profesi agama. Ia menegaskan “dokter bukanlah ulama ataupun imam, mereka harus menyadari keterbatasan profesinya’.


Dikutip dari Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.radionetherlands.nl/

Tinggalkan komentar